Oleh: Cepy Suherman
Sering kali saat berinvestasi saham, kamu ingin
mendapatkan cuan besar namun terkendala modal kecil. Di masa sekarang hal
tersebut tidak lagi menjadi halangan, karena kamu tidak perlu hanya
mengandalkan modal pribadi untuk meraih keuntungan. Salah satu fasilitas yang
ditawarkan oleh broker (perusahaan sekuritas) dan bisa kamu manfaatkan adalah leverage.
amazonaws.com |
Fasilitas leverage memungkinkan investor untuk mengakses dana pinjaman guna memperbesar potensi imbal hasil dari investasi yang dilakukan. Namun, seperti dua sisi mata uang, leverage juga mennyimpan risiko yang tidak bisa diabaikan. Pada tulisan kali ini akan dibahas secara mendalam mengenai apa itu leverage, bagaimana cara kerjanya, serta keuntungan dan risiko yang menyertainya.
Apa
itu Leverage?
Dalam dunia investasi dan perdagangan
saham, istilah “leverage” sering kali
muncul sebagai konsep yang menarik sekaligus menakutkan. Secara sederhana, leverage dalam konteks perdagangan saham
adalah penggunaan dana pinjaman (yang disediakan oleh broker) untuk
meningkatkan daya beli seorang investor di pasar. Dengan kata lain, leverage merupakan fasilitas yang
disediakan oleh broker saham yang memungkinkan investor untuk membeli saham
dengan modal yang lebih kecil dari nilai sebenarnya. Artinya, investor bisa
mengontrol jumlah saham yang lebih besar dibandingkan dengan dana yang
dimilikinya.
www.investopedia.com |
Dalam leverage, broker akan menyediakan dana tambahan kepada investor untuk membeli saham, dengan jaminan dana yang dimiliki investor di akun mereka. Fasilitas ini memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan modal yang terbatas. Sebagai contoh, jika seorang investor memiliki dana Rp10 juta dan menggunakan leverage 1:2, maka ia bisa membeli saham senilai Rp20 juta. Dana tambahan sebesar Rp10 juta diberikan oleh broker sebagai pinjaman. Jadi sebenarnya leverage itu tidak lain adalah “pinjaman modal” yang diberikan perusahaan sekuritas.
Konsep leverage
ini tidak hanya ada di pasar saham. Ia ditemukan dalam berbagai aspek keuangan,
mulai dari pembelian properti dengan hipotek hingga bisnis yang menggunakan
pinjaman bank untuk ekspansi. Intinya sama, menggunakan modal pihak ketiga
untuk memperbesar potensi keuntungan (atau kerugian) dari investasi.
Cara
Kerja Leverage
Mekanisme leverage dalam perdagangan saham umumnya difasilitasi melalui akun
margin yang ditawarkan oleh broker. Ketika seorang investor membuka akun
margin, mereka diberikan kemampuan untuk meminjam uang dari broker mereka
dengan jaminan sebagian dari nilai portofolio mereka. Dana yang dipinjam inilah
yang digunakan untuk membeli saham.
Berikut ilustrasinya:
Misalkan kamu memiliki modal
Rp10.000.000,00, dan brokermu memberikan fasilitas leverage 1:5. Ini artinya kamu dapat membeli saham senilai hingga
Rp50.000.000,00 (Rp10.000.000,00 modalmu + Rp40.000.000,00 pinjaman dari
broker). Jika harga saham yang kamu beli naik, keuntunganmu akan dihitung
berdasarkan total posisi Rp50.000.000,00, bukan dari modal awalmu.
aximedia.s3.amazonaws.com |
Namun, penting untuk dipahami bahwa pinjaman ini tidak gratis. Broker akan mengenakan bunga atas dana yang dipinjam, seringkali berdasarkan tingkat suku bunga acuan ditambah spread. Bunga ini biasanya dihitung harian dan dibebankan ke akun Anda.
Di pasar saham reguler, umumnya diberikan
fasiltas leverage 1:2 hingga 1:5. Sementara itu di pasar derivatif seperti
kontrak berjangka atau opsi, leverage bisa jauh lebih tinggi (hingga 1:100 atau
lebih), namun disertai juga dengan risiko yang sangat besar. Selain itu ada
juga leverage di margin trading. Di
sini investor meminjam dana untuk membeli saham dan membayar bunga atas
pinjaman tersebut. Cocok untuk investor yang memiliki keyakinan tinggi terhadap
pergerakan harga saham.
Keuntungan
Menggunakan Leverage
Penggunaan leverage yang cerdas dapat
memberikan beberapa manfaat bagi para trader.
1. Potensi Keuntungan Lebih Besar
Ini adalah daya tarik utama leverage. Dengan mengendalikan posisi yang lebih besar, pergerakan
harga yang relatif kecil dapat menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar
secara persentase terhadap modal awal. Misalnya jika kamu menginvestasikan
Rp10.000.000,00 tanpa leverage dan
saham naik 5%, kamu hanya untung Rp500.000,00. Dengan leverage 1:5, kamu mengendalikan Rp50.000.000,00. Kenaikan 5% pada
posisi ini berarti keuntungan Rp2.500.000,00, yang merupakan 25% dari modal
awalmu.
2. Efisiensi Modal
Leverage memungkinkan investor untuk berpartisipasi dalam pasar dengan modal
yang relatif kecil sambil tetap memiliki potensi keuntungan yang substansial.
Ini sangat berguna bagi investor dengan modal terbatas yang ingin diversifikasi
portofolio atau mengambil posisi lebih besar pada peluang yang menjanjikan.
a.c-dn.net |
3. Peluang Artbitrase atau Hedging
Bagi trader berpengalaman, leverage dapat digunakan untuk strategi yang lebih kompleks seperti
arbitrase (memanfaatkan perbedaan
harga antara pasar yang berbeda) atau hedging
(mengurangi risiko portofolio dengan mengambil posisi berlawanan).
4. Fleksibilitas Perdagangan
Dengan leverage, seorang
trader dapat merespons peluang pasar dengan lebih cepat dan fleksibel,
memungkinkan mereka untuk masuk dan keluar dari posisi dengan volume yang lebih
besar dalam waktu singkat.
Risiko
Penggunaan Leverage
Meskipun potensi keuntungannya menggiurkan,
risiko yang menyertai leverage juga
tidak sedikit. Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan saat menggunakan
fasilitas leverage.
1. Potensi Kerugian yang Diperbesar
Sama seperti keuntungan, kerugian juga diperbesar oleh leverage. Jika harga saham yang kamu
beli bergerak berlawanan arah dengan ekspektasimu, kerugianmu juga akan
dihitung berdasarkan total posisi yang di-leveraged.
Kembali ke contoh Rp10.000.000,00 dengan leverage
1:5, jika saham turun 5%, kamu akan kehilangan Rp2.500.000,00, yang merupakan
25% dari modal awalmu. Ini bisa menghabiskan modalmu jauh lebih cepat.
fastercapital.co |
2. Margin Call dan Forced Sell
Margin call merupakan momok bagi setiap trader yang
menggunakan leverage. Margin call
terjadi ketika nilai ekuitas di akun margin kamu (modal awal + keuntungan/kerugian
yang belum direalisasi) turun di bawah level yang disyaratkan oleh broker
(disebut "maintenance margin").
Broker kemudian akan meminta kamu untuk menyetor dana tambahan untuk
mengembalikan akunmu ke level margin yang dipersyaratkan.
Dalam situasi tersebut, jika kamu gagal melakukan penambahan dana sesuai dengan yang dipersyaratkan, broker berhak melikuidasi sebagian atau seluruh posisi kamu secara paksa (forced sell) untuk menutupi kerugian. Tak jarang kejadian ini terjadi pada waktu yang tidak menguntungkan bagi kamu.
3. Bunga dan Biaya Tambahan
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kamu harus membayar
bunga atas dana yang dipinjam. Jika posisi kamu terbuka untuk jangka waktu yang
lama, biaya bunga ini dapat mengikis keuntunganmu atau memperdalam kerugian.
4. Volatilitas Pasar
Leverage memperburuk dampak volatilitas pasar. Pergerakan harga yang kecil
dan tiba-tiba dapat dengan cepat memicu margin call, bahkan sebelum kamu
memiliki kesempatan untuk bereaksi.
Regulasi
Leverage di Indonesia
Di Indonesia, fasilitas leverage diatur oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan sekuritas wajib
mematuhi ketentuan batas leverage,
pelaporan, serta memberikan edukasi kepada investor mengenai risiko penggunaan leverage. Beberapa poin penting yang
harus kamu perhatikan:
1. Tidak semua saham bisa dibeli
dengan margin. BEI secara berkala merilis daftar saham margin.
2. Broker yang ingin menawarkan
margin trading harus memiliki izin khusus dari OJK.
3. Leverage maksimal biasanya dibatasi
(misalnya 1:2 atau 1:3), tidak sebesar broker luar negeri yang bisa 1:100 atau
lebih.
4. Investor wajib memahami dan
menandatangani dokumen persetujuan sebelum menggunakan fasilitas ini.
Aturan-aturan ini bertujuan untuk
melindungi investor ritel dari risiko yang terlalu besar dan mencegah kerugian
yang bisa berdampak sistemik pada pasar.
Tips
Bijak Menggunakan Leverage
Leverage bukan untuk pemula. Gunakan hanya jika kamu sepenuhnya paham
mengenai cara kerjanya, manfaat, dan terutama risikonya. Sebelum
menggunakannya, luangkan waktu untuk belajar dan simulasi. Jangan tergiur untuk
menggunakan leverage secara maksimal. Lebih baik gunakan leverage secara moderat dan hanya pada saham-saham yang kamu pahami
dengan baik.
Leverage harus menjadi bagian dari strategi perdagangan yang terdefinisi
dengan baik, bukan keputusan impulsif. Kamu harus memiliki rencana yang jelas
mengenai momen masuk dan keluar, serta pertimbangkan juga toleransi risiko.
Selain itu, leverage juga membutuhkan
analisis pasar yang kuat. Keputusan yang terinformasi lebih lanjut akan
mengurangi potensi kerugian yang lebih besar.
leverage.trading |
Leverage seharusnya dipandang sebagai alat bantu, bukan tujuan utama. Tujuan utama investor seharusnya tetap adalah membangun portofolio yang sehat dan berkelanjutan. Leverage bisa membantu mempercepat pertumbuhan portofolio, tetapi juga bisa menghancurkannya jika tidak digunakan dengan hati-hati.
Penggunaan leverage cocok untuk investor yang memiliki profil risiko agresif,
memahami cara kerja pasar, memiliki strategi trading yang matang, serta mampu
mengelola emosi dalam situasi pasar yang fluktuatif. Bagi pemula, disarankan
untuk belajar terlebih dahulu menggunakan akun biasa sebelum beralih ke akun
margin.
Tetapi pada akhirnya, keberhasilan dalam
menggunakan leverage bergantung pada
pengetahuan, kesiapan mental, dan kedisiplinan investor itu sendiri. Gunakan leverage secara bijak, agar menjadi alat
bantu yang menguntungkan, bukan bumerang yang merugikan.
Komentar
Posting Komentar