Oleh: Cepy Suherman
Bagi kamu yang kuliah di Fakultas Ekonomi (atau tertarik
dengan ilmu ekonomi) mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama tokoh yang satu
ini. Yup, dia adalah John Maynard Keynes. Pria yang dinobatkan sebagai salah
satu tokoh paling berpengaruh abad ke-20 versi Majalah Times ini, merupakan
salah satu ekonom yang sangat penulis kagumi sejak lama.
The School of Life YouTube Channel |
Kehebatan Keynes dalam bidang teori ekonomi, terutama
makroekonomi, sudah diakui oleh banyak orang. Pemikirannya telah mempengaruhi,
bahkan mengubah berbagai kebijakan ekonomi di banyak negara. Atas prestasinya
ini wajar saja jika Majalah The Economist menganggap Keynes sebagai Ekonom
Terbesar Inggris abad ke-20. Penarasan siapa John Maynard Keynes sebenarnya?
Yuk, simak penjelasan berikut.
Siapa itu John
Maynard Keynes?
John Maynard Keynes lahir pada 5 Juni 1883 di Cambridge,
Inggris. Ia merupakan putra dari John Neville Keynes, seorang dosen filsafat
dan ekonom pada Universitas Cambridge. Sementara itu ibunya, Florence Ada
Keynes, merupakan Walikota Cambridge. Jadi Keynes ini terlahir sebagai anak
dari keluarga kelas menengah-atas.
Keynes kecil termasuk anak yang sangat cerdas, terutama di
bidang matematika dan sejarah. Ia bahkan menerima beasiswa untuk bersekolah di
Eton for King’s College, Cambridge. Selepas lulus dari Eton College, Keynes
kembali berhasil menerima beasiswa untuk kuliah di Universitas Cambridge.
http://lyc-george-sand-la-chatre.tice.ac-orleans-tours.fr |
Keynes dan ayahnya memiliki cara pandang berbeda mengenai
kebijakan ekonomi. Ayah Keynes adalah seorang tokoh yang sangat mendukung
adanya pasar bebas yang terlepas dari intervensi pemerintah (laissez-faire economics). Sementara
Keynes justru sebaliknya, ia mendukung adanya intervensi negara untuk menanggulangi
masalah resesi dan pengangguran.
Pemikiran Keynes banyak dipengaruhi oleh mentornya di kampus,
yaitu Alfred Marshall dan Arthur Pigou. Alfred Marshall merupakan salah satu
ekonom paling terkemuka sepanjang sejarah. Ia juga dikenal sebagai Bapak Ilmu
Ekonomi Neoklasik, dan merupakan teman baik John Neville Keynes (Ayah
Keynes).
www.slideshare.net/MarkDavenGaliza |
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Keynes bekerja di British Civil Service, dan menghabiskan
waktu bertahun-tahun di kantor urusan India. Di sana ia mulai menulis buku
pertamanya, Indian Currency and Finance,
yang menggambarkan cara kerja sistem moneter di India. Namun tak berapa lama
kemudian ia lalu memutuskan untuk mengajar di Universitas Cambridge. Nah, dari
sinilah kemudian akan lahir banyak karya fenomenal di bidang ekonomi.
Karya Besar Keynes
Pada 1909 Keynes mulai mengajar di Cambridge, dan dari tahun
1911 sampai 1914 dia bertugas sebagai editor umum Economic Journal di Cambridge. Uniknya adalah Keynes tidak banyak
mendapat pendidikan ekonomi, dan hanya mengikuti kuliah Alfred Marshall saja.
Tapi dengan kecerdasannya, ia dapat dengan cepat menguasai keahlian untuk
mengajar ekonomi.
Reputasi Keynes sebagai ekonom besar ditunjukkan dengan karya-karyanya yang sangat terkenal. Beberapa di antaranya yaitu sebagai berikut.
1. The
Economic Consequences of the Peace
Buku ini dipublikasikan pada 1919. Dalam buku The Economic Consequences of the Peace, Keynes menulis tentang
penentangannya atas hukuman yang dijatuhkan oleh Pihak Sekutu terhadap Jerman
untuk membayar kerusakan akibat Perang Dunia I. Jumlah yang diminta pihak
Sekutu dinilai terlalu besar. Sementara kondisi Jerman saat itu sedang hancur disertai
kondisi politik yang tidak stabil.
www.nature.com |
Menurut Keynes, Jerman saat itu sangat marah dan tak bisa berbuat apa-apa,
serta tak mungkin bisa membayar. Ia memprediksi bahwa hukuman tersebut akan
menyebabkan Jerman tetap miskin dan seluruh Eropa akan terseret resesi. Dan
prediksi Keynes ternyata benar. Jerman berada dalan kesulitan untuk membayar
kerugian perang dan terpaksa mencetak uang secara masif. Dampaknya mudah
ditebak, yaitu terjadinya hiperinflasi terburuk sepanjang sejarah Jerman.
2. Tract
on Monetary Reform
Pada awal dekade 1920-an Keynes percaya terhadap Teori Kuantitas Uang
(sekarang disebut Monetarisme). Lalu
pada 1923, Keynes menulis buku yang berjudul Tract on Monetary Reform. Tulisan tersebut terinspirasi dari para
mentornya, yaitu Marshall dan Pigou. Dalam buku ini Keynes memperingatkan
bahaya inflasi. Untuk itu Keynes meminta agar Bank Sentral mengendalikan
peredaran uang sebagai cara untuk menstabilkan tingkat harga dan mengendalikan
inflasi.
www.abebooks.com |
3. A
Treatise on Money
Dalam buku yang dipublikasikan pada 1930 ini, Keynes menggambarkan
perbedaan antara investasi dan tabungan. Ia beranggapan bahwa jika jumlah
tabungan (penawaran uang) melebihi investasi (kebutuhan dana), maka akan
mengakibatkan terjadinya resesi. Keynes beralasan bahwa dalam periode resesi
sebaiknya masyarakat memperbanyak konsumsinya dan mengurangi tabungan.
www.baumanrarebooks.com |
Saat jumlah tabungan melebihi investasi, yang mana dapat terjadi ketika
tingkat suku bunga tinggi, akan mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Tingkat
konsumsi yang rendah akan menurunkan permintaan agregat sehingga kemampuan
dunia usaha untuk menjual barangnya pun semakin menurun. Jadi, investasi dan
tabungan menjadi penyebab utama terjadinya fluktuasi ekonomi.
4. The
General Theory of Employment, Interest, and Money
The General Theory of Employment,
Interest, and Money dianggap para ekonom sebagai karya terbesar Keynes.
Buku yang dipublikasikan pada 1936 ini telah mengubah cara pandang ekonom
tentang ekonomi. Keynes menawarkan suatu teori yang benar-benar baru dalam
upaya menjelaskan dan bagaimana mengobati Depresi Besar yang kala itu sedang
terjadi.
The General Theory, sebagaimana
nama bukunya, merupakan teori yang bersifat umum dan dapat diterapkan pada
semua tingkat kesempatan kerja yang mungkin (full maupun under employment).
Keynes menilai bahwa Teori Klasik, terutama invisible hand-nya Adam Smith, hanya dapat diterapkan dalam kondisi full employment, dan dapat dipandang
sebagai special theory. Nah, sejak
terbitnya buku The General Theory
ini, sejarah ilmu ekonomi mencatat lahirnya teori ekonomi baru yang dikenal
sebagai The Keynesian MacroeconomicTheory.
www.raptisrarebooks.com |
Dalam buku The General Theory, Keynes
memberikan peran sentral kepada pemerintah dalam mengendalikan perekonomian. Hal
ini tentu sangat bertentangan dengan Teori Klasik yang menyatakan bahwa sistem
kapitalis akan melakukan penyesuaian sendiri dalam jangka panjang. Keynes
menganggap bahwa kapitalisme itu tidak stabil dan telah gagal. Oleh karenanya
perlu ada campur tangan pemerintah melalui peningkatan belanja negara (anggaran
defisit), perpajakan, dan peningkatan konsumsi masyarakat guna mendorong
perekonomian.
The Father of Keynesian Economics
Keynesian Economics,
atau lebih dikenal dengan Teori Keynes, adalah teori ekonomi yang menjelaskan
mengenai pengeluaran agregat (total
spending in economy) dan bagaimana efeknya terhadap inflasi dan pertumbuhan
ekonomi. Teori ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1930-an saat terjadinya
Depresi Besar, dan sering diidentikkan sebagai “depression economics theory”.
images.slideplayer.com |
Dalam teori ini, Keynes menyarankan agar pemerintah tidak
ragu untuk menaikkan pengeluarannya dan menurunkan pajak guna menstimulasi
permintaan dan menarik perekonomian global agar keluar dari depresi. Ia
berargumen bahwa belanja pemerintah merupakan faktor utama yang mendorong permintaan
agregat. Dengan kata lain, peningkatan dalam belanja negara akan meningkatkan
permintaan agregat.
Alasan lainnya adalah bahwa belanja pemerintah sangat
dibutuhkan untuk memelihara kondisi full
employment saat ekonomi berada dalam kondisi resesi. Keynes berpendapat
jika permintaan agregat terlalu rendah maka dunia usaha akan mengurangi tingkat
produksinya, dan pada gilirannya akan memangkas jumlah pekerja. Dan dunia usaha
yang lesu akan mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi invetasi barang
modal, sehingga terjadinya penurunan pengeluaran aktivitas ekonomi secara
keseluruhan.
Teori Keynes sangat menekankan pentingnya permintaan agregat
sebagai faktor pendorong ekonomi. Teori ini bahkan sering disebut juga sebagai
“demand-side theory” yang fokus pada
perubahan ekonomi dalam jangka pendek. Bagi Keynes, kebijakan fiskal dan moneter yang aktif sangat diperlukan sebagai upaya guna mendorong ekonomi dan
mengurangi pengangguran.
slideplayer.com |
Keynes juga mengkritik tindakan menabung yang dilakukan
secara masif, namun tabungan tersebut tidak diinvestasikan. Jika tabungan
ditumpuk-tumpuk atau dibiarkan dalam bentuk simpanan yang berlebihan di bank,
maka perputaran uang menjadi stagnan sehingga investasi dan output nasional
melorot tajam.
Bagi Keynes, menabung adalah “tindakan negatif untuk
mengendalikan pengeluaran”, sedangkan investasi adalah “tindakan positif untuk
memulai atau mempertahankan beberapa proses produksi” Jika investasi melebihi
tabungan, akan terjadi ledakan (boom)
perekonomian; sebaliknya jika tabungan melebihi investasi, yang terjadi adalah
penurunan.
Teori ekonomi Keynesian juga memperkenalkan mengenai konsep
baru yang disebut Efek Multiplier (Multiplier
Effect). Efek multiplier adalah teori yang menggambarkan bagaimana kenaikan
dalam pengeluaran agregat (konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah) dapat
meningkatkan pendapatan nasional. Dan peningkatan pendapatan nasional ini dapat
lebih besar dari peningkatan pengeluaran agregat karena adanya efek pengganda (multiplier). Misalnya jika pengeluaran
konsumsi naik 10%, maka total GDP akan naik lebih dari 10%. Begitupun
sebaliknya jika konsumsi turun.
s3-eu-west-1.amazonaws.com |
Kritik terhadap Teori Keynes
“Tak ada gading yang
tak retak”. Begitu pula Teori Keynes. Meski memiliki logika brilian, data
yang andal, serta analisis kuantitatif yang canggih, Teori Keynes tak luput
dari berbagai kritik. Supply-side
economists misalnya, berpendapat bahwa faktor pendorong ekonomi adalah
pertumbuhan dunia bisnis, bukan permintaan konsumen. Mereka sepakat peran aktif
pemerintah melalui kebijakan fiskal. Hanya saja sebaiknya kebijakan tersebut
diarahkan untuk membantu dunia usaha, misalnya melalui pemotongan pajak dan
deregulasi.
Kritik lainnya datang dari Friedrich Hayek yang dimuat dalam
tulisannya yang berjudul The Road to
Serfdom pada 1944. Menurutnya Teori Keynes cocok jika digunakan di negara
yang menganut sistem perekonomian komando/terpusat. Peran negara yang terlalu
dominan dalam penyelesaian krisis telah mengeliminasi peran kekuatan pasar
dalam pembuatan keputusan ekonomi.
larspsyll.files.wordpress.com |
Dari sekian banyak kritikan, Milton Friedman-lah yang paling
keras mengkritik Teori Keynes. Ia adalah ekonom lulusan Universitas Columbia
yang pernah meraih penghargaan John Bates Clark Medal dan hadiah Nobel di
bidang ekonomi. Dosen Universitas Chicago ini lebih fokus menyoroti peranan
penawaran uang (money supply)
ketimbang permintaan agregat untuk mendorong perekonomian.
Friedman adalah orang yang mengembangkan Teori Monetaris.
Baginya uang itu penting. Penambahan uang secara terkendali dapat mendorong
perekonomian. Ia percara akan keampuhan kebijakan moneter dan Teori KuantitasUang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Friedman menyarankan agar ekonomi
kembali ke sistem pasar bebas dengan intervensi yang minim dari pemerintah.
www.atlasnetwork.org |
Komentar
Posting Komentar