Langsung ke konten utama

Relative Strength Index

 

Oleh: Cepy Suherman

Relative Strength Index (RSI) merupakan salah satu indikator oscillator yang paling populer dan dianggap cukup handal. Indikator yang dikembangkan oleh J. Welles Wilder ini dapat digunakan di berbagai jenis pasar seperti saham, komoditas, dan forex. RSI umumnya digunakan oleh para trader untuk mengukur kecepatan (velocity) dan kekuatan (magnitude) dari perubahan harga.

en.cryptonomist.ch

Secara tradisional, RSI biasanya digunakan untuk menentukan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar dari pasar dengan melihat level overbought dan oversold. Indikator ini digambarkan dalam bentuk sebuah garis yang dapat bergerak di antara dua titik ekstrim, 0 – 100. Saat RSI berada di atas level 70, hal ini dianggap sebagai terciptanya kondisi overbought atau overvalued. Sebaliknya, saat RSI berada di bawah level 30, hal ini mengindikasikan terjadinya oversold atau kondisi undervalued.

Selain digunakan untuk mengetahui velositas harga, RSI juga dapat digunakan untuk menentukan arah pergerakan harga. Tak jarang ketika RSI bergerak turun ataupun naik, tren pergerakan harga pun bergerak ke arah yang sama. Kemudian saat RSI berada di area oversold atau overbought, hal tersebut menjadi pertanda akan terjadi perubahan arah tren (trend reversal).

lh5.googleusercontent.com

RSI sebenarnya tidak hanya sekadar menunjukkan level overbought dan level oversold, indikator ini juga memiliki garis tengah (centerline). Garis tengah ini memiliki nilai 50 atau 50%, namun seringkali diabaikan. Meski demikian, level ini mampu menunjukkan terjadinya retracement, maupun perubahan arah tren.

Garis tengah pada RSI juga mempunyai fungsi lain, yaitu membantu para trader untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan buy atau sell. Saat RSI menembus ke atas garis tengah, hal tersebut menjadi sinyal bagi para trader untuk memasang buy position. Sebaliknya, saat RSI menembus ke bawah garis tengah, hal tersebut menjadi sinyal untuk melakukan sell position. Coba perhatikan gambar berikut!

2.bp.blogspot.com

Gambar di atas memperlihatkan bahwa ketika RSI berada di atas level 50, garis tengah berfungsi sebagai support level. Dan ketika garis tengah tersebut berhasil ditembus, hal tersebut menjadi pertanda bagi sinyal jual. Begitupun sebaliknya.


Bagaimana Cara Menghitung RSI?

Sebelum menghitung nilai RSI, ada beberapa komponen yang harus terlebih dahulu dihitung nilainya, antara lain Relative Strength, Average Gain, dan Average Loss. Dan untuk menyederhanakan penjelasan, penghitungan RSI dapat dibagi ke dalam dua tahapan.

miro.medium.com

Pertama, hitung nilai Average Gain dan Average Loss selama 14 periode terakhir.

  • First Average Gain = Sum of Gains over the past 14 periods / 14
  • First Average Loss = Sum of Losses over the past 14 periods / 14

Secara default, periode waktu yang digunakan untuk menghitung RSI adalah 14. Welles Wilder merekomendasikan penggunaan 14 periode pada daily time frame. Menurutnya, semakin pendek periode pengukuran, maka perubahan nilai RSI akan semakin sensitif, sehingga menyulitkan untuk pengambilan keputusan. Sementara itu jika periode yang digunakan terlalu panjang, indikator RSI menjadi kurang sensitif, sehingga dapat mengurangi akurasi pengukuran.

www.forex.in.rs

Nah, untuk menghitung RSI, sekarang anggaplah pasar ditutup lebih tinggi sebanyak 7 hari dari 14 hari terakhir dengan keuntungan rata-rata 2%. Sementara harga pasar di tujuh hari lainnya ditutup lebih rendah dengan kerugian rata-rata -1,2%. Lalu, dari data tersebut kita dapat melakukan penghitungan RSI tahap pertama.

Selanjutnya berdasarkan nilai rata-rata keuntungan dan kerugian dari periode-periode sebelumnya, lalu ditambahkan keuntungan atau kerugian saat ini:

Average Gain = [(previous Average Gain) × 13 + current Gain] / 14

Average Loss = [(previous Average Loss) × 13 + current Loss] / 14

Penghitungan RSI tahap kedua yaitu dilakukan dengan cara memasukkan nilai Average Gain dan Average Loss di atas ke dalam rumus perhitungan RSI.


Nilai RSI akan berfluktuasi antara 0 sampai 100. Ketika Average Gain selama 14 periode adalah sebesar nol, maka nilai RSI pun akan sebesar nol. Sementara itu nilai RSI akan mencapai 100 jika Average Loss selama 14 periode sama dengan nol.

 

Divergensi RSI

RSI secara luas digunakan para trader untuk melihat pergerakan harga. Namun arah pergerakan harga seringkali berbeda dengan arah indikator RSI-nya. Divergensi RSI (RSI Divergences) adalah situasi di mana harga bergerak ke arah yang berbeda dengan arah pergerakan RSI. Secara umum, terdapat dua macam divergensi, yaitu Bullish Divergence dan Bearish Divergence.

1.       Bullish Divergence

Bullish Divergence terjadi saat harga mencapai titik terendah baru (new low), tapi RSI justru cenderung naik. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai sinyal beli.

c.mql5.com


2.       Bearish Divergence

Bearish Divergence terjadi saat harga mencapai level tertinggi baru (a new high level), namun RSI cenderung bergerak menurun. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai sinyal jual.

c.mql5.com

Kelemahan RSI

Tidak ada satu pun indikator trading yang sempurna. Begitupun RSI. Ada beberapa kelemahan RSI yang mesti kita ketahui, antara lain sebagai berikut:

1.       RSI seringkali memberikan sinyal palsu (false signal) yang diakibatkan oleh fluktuasi grafik yang terlalu tinggi. Hal ini umumnya terjadi jika trader menggunakan time frame yang terlalu pendek.

2.      RSI dapat berada di area overbought dan oversold dalam waktu yang lama.

3.      Pergerakan RSI dapat berubah secara drastis, sehingga menyulitkan trader dalam menentukan target harga.

4.      RSI sangat cocok diterapkan pada kondisi pasar yang sideways. Sebaliknya, saat pasar berada pada kondisi tren yang kuat, RSI menjadi kurang akurat dan sering memberikan sinyal palsu.

images.slideplayer.info

Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan RSI, para trader menyadari bahwa untuk bisa sukses dalam trading sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu jenis indikator saja. Dibutuhkan pula indikator lain agar pengambilan keputusan menjadi lebih akurat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari Saham Murah Menggunakan Margin of Safety

Oleh: Cepy Suherman Tahukah kamu, Warren Buffet pernah berkata bahwa ada tiga kata yang paling penting dalam investasi. Tiga kata tersebut yaitu “ Margin of Safety” . Menurutnya, kata-kata (konsep) tersebut sangatlah penting bagi siapapun yang ingin meraih kesuksesan di pasar modal. tradebrains.in Bagi para value investor , margin of safety menjadi semacam strategi investasi yang wajib dipahami dan dikuasai. Dengan strategi ini, mereka bisa memperoleh saham bagus dengan harga murah, untuk kemudian dijual kembali pada harga yang lebih tinggi. Penasaran dengan strategi investasi yang satu ini? Yuk, kita simak penjelasan berikut ini. Mengenal Margin of Safety Dalam ilmu investasi, margin of safety (MOS) sebenarnya menggambarkan selisih antara harga saham ( market value ) dengan nilai intrinsik ( intrinsic value ) saham tersebut. Margin of safety atau biasa disebut juga dengan “margin pengaman” atau “batas aman” ini, adalah konsep yang dipopulerkan oleh Benjamin

Efficient Market Hypothesis: Sebuah Teori dalam Memahami Perilaku Pasar Modal

Oleh: Cepy Suherman Mempelajari pasar modal, tentu tidak akan lepas dari berbagai macam konsep dan teori yang terus dikembangkan. Salah satu “penemuan” terbesar di bidang keuangan (khususnya pasar modal) yaitu dikemukakannya sebuah hipotesis tentang pasar yang efisien ( Efficient Market Hypothesis ). Apakah kamu pernah mendengar hipotesis ini? tradebrains.in Dari sekian banyak teori keuangan, hipotesis pasar efisien dianggap sebagai salah satu teori paling penting yang wajib diketahui semua pelaku pasar modal. Konsepnya yang menarik, telah menjadikan teori ini mendapatkan perhatian yang luar biasa dan terus-menerus diuji di hampir seluruh pasar modal di dunia hingga sekarang. Penasaran, seperti apa hipotesis ini? Yuk kita simak penjelasan berikut ini. Mengenal Efficient Market Hypothesis (EMH) Efficient Market Hypothesis (EMH) pertama kali dikembangkan dari sebuah disertasi seorang ahli keuangan bernama Eugene Fama pada 1960-an, yang kemudian diperkenalkan sec

Penerapan Ekonometrika Keuangan dalam Aktivitas Trading di Pasar Modal

Oleh: Cepy Suherman Sebelum melakukan trading, para trader umumnya melakukan analisis terhadap surat berharga (efek) yang akan mereka beli, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam analisis kualitatif, para trader akan mengamati model bisnis suatu perusahaan, manajemen, keunggulan kompetitif, corporate governance , regulasi, hingga pertumbuhan industri. Di sisi lain, analisis kuantitatif dilakukan dengan memeriksa laporan keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan ini akan diketahui mengenai nilai aset, kewajiban, kepemilikan modal, hingga proyeksi laba di masa yang akan datang. londontradinginstitute.com Salah satu metode kuantitatif yang cukup banyak dipakai dalam trading saham yaitu melalui Pemodelan Ekonometrika ( econometric modeling ). Salah satu kelebihan metode ekonometrika ini yaitu kemampuannya untuk melakukan peramalan ( forecasting ) dengan derajat probabilitas tertentu. Dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, peramalan melalui meto

Pasar Modal: Alternatif Pendanaan Modal Perusahaan

Oleh: Cepy Suherman Setiap pemilik perusahaan tentu ingin perusahaannya bisa tumbuh besar dan menguntungkan. Namun hal ini tidaklah mudah. Selain strategi dan kerja keras, tak jarang dibutuhkan pula tambahan modal yang mesti disiapkan untuk mencapai tujuan tersebut. www.iexpats.com Untuk bisa berekspansi, perusahaan dapat mengandalkan tiga alternatif sumber pendanaan. Pertama , menggunakan pendanaan internal. Sumber pendanaan ini berasal dari dalam perusahaan. Contohnya adalah laba ditahan ( retained earning ). Laba ditahan adalah bagian laba perusahaan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Besarnya laba ditahan ini tergantung jumlah laba yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu serta ditentukan pula oleh hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai seberapa besar bagian keuntungan yang akan dibagikan. Kedua , mengajukan pinjaman ke bank. Pendanaan seperti ini biasanya disebut dengan debt financing (utang). Dana atau modal yang diperoleh dari bank

Mengenal Trading Indicator Jepang Ichimoku Kinko Hyo

Oleh: Cepy Suherman Saat mendengar istilah “ Ichimoku Kinko Hyo ”, kamu pasti akan mengasosiasikannya dengan negara Jepang. Yup, istilah ini memang diambil dari bahasa Jepang yang merupakan gabungan dari kata “ Ichimoku ” yang artinya sekilas, “ Kinko ” yang berarti keseimbangan, dan “ Hyo ” yang berarti grafik. Jadi secara sederhana Ichimoku Kinko Hyo dapat diartikan sebagai grafik yang menggambarkan keseimbangan sekilas ( equilibrium at a glance ). Pinterest Ichimoku merupakan salah satu trading indicator yang banyak digunakan para trader maupun investor. Indikator ini pertama kali dikembangkan oleh seorang jurnalis asal Jepang bernama Goichi Hosada pada 1936. Dibutuhkan waktu 20 tahun bagi Goichi Hosada untuk mengembangkan dan menguji indikator ini hingga akhirnya baru dirilis pada 1969 saat ia menulis sebuah buku. videosde.eu Pada awal kemunculannya, Ichimoku hanya digunakan oleh para trader di kawasan Asia. Mereka menggunakan indikator ini dalam

Mengukur Kinerja Reksadana dengan Indikator Kuantitatif

Oleh: Cepy Suherman Setiap orang tentu ingin memperoleh keuntungan saat berinvestasi di reksadana. Untuk mencapai hal tersebut, seorang investor biasanya akan mengamati dan melakukan review atas produk-produk reksadana yang akan mereka beli. Cara paling gampang yaitu dengan menilai reksadana berdasarkan tingkat keuntungan ( return ) dengan melihat grafik perkembangan Nilai Aktiva Bersih dari waktu ke waktu. i.ytimg.com Sebenarnya ada banyak cara untuk mengukur kinerja suatu produk reksadana. Salah satunya melalui pendekatan kuantitatif dengan bermacam indikator. Penggunaan indikator ini dapat membantu investor untuk mencari produk-produk reksadana yang dapat menghasilkan return yang optimal dengan risiko yang terukur. Dan investor tentunya menginginkan memiliki produk reksadana yang menghasilkan return tinggi dengan risiko rendah. Menilai kinerja reksadana hanya dari tingkat keuntungannya saja memang memiliki banyak kelemahan. Untuk itu diperlukan beberapa indi

Modern Portfolio Theory: Panduan dalam Diversifikasi Investasi

Oleh: Cepy Suherman “ Don’t put all your eggs in one basket ” Kamu tentu pernah mendengar pepatah di atas. Dalam dunia investasi, hal ini berarti bahwa sebaiknya kamu tidak menempatkan semua modalmu dalam satu instrumen saja. Karena jika “keranjang” itu jatuh, maka “telur-telurmu” pun akan pecah semua. Tidak semua orang berani menghadapi risiko tinggi saat berinvestasi. Untuk memperoleh hasil optimal dengan risiko yang minimal, salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi. Caranya yaitu dengan menempatkan aset-aset ke berbagai instrumen investasi. live.staticflickr.com Banyak investor pemula yang belum sadar pentingnya melakukan diversifikasi. Padahal strategi ini dapat membantu kita dalam meminimalisir risiko, sekaligus mencapai hasil yang diharapkan. Untuk itu, melalui penjelasan berikut ini kita akan mencari tahu seberapa penting melakukan diversifikasi dalam aktivitas investasi. Pentingnya Diversifikasi Secara se

Mengenal John Maynard Keynes: Sang Bapak Makroekonomi Modern

Oleh: Cepy Suherman Bagi kamu yang kuliah di Fakultas Ekonomi (atau tertarik dengan ilmu ekonomi) mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama tokoh yang satu ini. Yup, dia adalah John Maynard Keynes . Pria yang dinobatkan sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh abad ke-20 versi Majalah Times ini, merupakan salah satu ekonom yang sangat penulis kagumi sejak lama.  The School of Life YouTube Channel Kehebatan Keynes dalam bidang teori ekonomi, terutama makroekonomi , sudah diakui oleh banyak orang. Pemikirannya telah mempengaruhi, bahkan mengubah berbagai kebijakan ekonomi di banyak negara. Atas prestasinya ini wajar saja jika Majalah The Economist menganggap Keynes sebagai Ekonom Terbesar Inggris abad ke-20. Penarasan siapa John Maynard Keynes sebenarnya? Yuk, simak penjelasan berikut. Siapa itu John Maynard Keynes? John Maynard Keynes lahir pada 5 Juni 1883 di Cambridge, Inggris. Ia merupakan putra dari John Neville Keynes , seorang dosen filsafat dan ekonom