Oleh: Cepy Suherman
Kamu tentu tidak asing dengan lembaga bimbingan belajar (bimbel)
yang diselenggarakan oleh lembaga atau institusi yang bergerak pada bidang
pendidikan dalam memberikan layanan belajar secara privat ataupun berkelompok.
Bimbel biasanya dimanfaatkan para siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami pelajaran di sekolah.
arfplaw.co.id |
Tujuan para siswa mengikuti bimbel umumnya adalah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang mereka alami di sekolah. Diyakini bahwa dengan mengikuti bimbel, dapat membantu peserta didik meraih hasil akademik yang memuaskan. Hal tersebut kemudian mendorong orangtua mengeluarkan uang lebih untuk mendaftarkan anaknya bimbel sejak dini.
Melihat hal tersebut, bimbel menjadi peluang usaha yang
menjanjikan dan memiliki pangsa pasar yang luas. Pasar usaha bimbel ini mulai
dari para siswa SD hingga mahasiswa baru. Untuk mendirikannya pun tidak
diperlukan modal yang sangat besar. Mendirikan usaha bimbel, bahkan yang level
rumahan tidak memerlukan izin usaha. Selanjutnya, jika bimbel rumahan sudah
berjalan baik dan berkembang ke skala yang lebih besar, barulah diperlukan
perizinan.
Beberapa bimbel yang sudah memiliki usaha skala besar di
antaranya Ganesha Operation (GO), Sony Sugema College (SSC), Nurul Fikri (NF),
Bimbel Institut Teladan (INTEN), Brain Academy (Ruang Guru), Bintang Pelajar, BTA
Group, Neutron, dan sebagainya.
cdn-web-2.ruangguru.com |
Dari semua banyak bimbel yang penulis sebutkan di atas, status perusahaannya masih perusahaan tertutup. Tapi tahukah kamu, ada satu bimbel yang kini sudah berstatus sebagai perusahaan terbuka (Tbk) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)? Bimbel apakah itu?
Bimbel Masuk Bursa
Mungkin sebagian dari kamu masih asing dengan nama Bimbel
Lavender. PT Lavender Bina Cendekia adalah perusahaan yang bergerak di sektor
pendidikan dengan spesialisasi bimbingan belajar dan konseling. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 2011 oleh 2 orang dosen UI dengan hanya 8 klien, dan
sekarang berkembang mencapai lebih dari 300 klien di 2024.
Bimbel Lavender memiliki produk yang bervariasi dan terus bertambah. Produk andalannya yang berbeda dan tidak banyak dimiliki oleh kompetitor lain, yaitu program Supercamp dan karantina. Di mana program ini merupakan kontributor utama bagi perusahaan dalam meningkatkan pendapatan. Karena perusahaan bergerak di bidang bimbingan belajar yang mana banyak bimbel tidak masuk di sini, maka persaingan tidak terlalu ketat. Dan sebagai informasi, bimbel Lavender termasuk salah satu yang terbaik dalam hal program supercamp dan karantina.
Bimbel yang berbasis di Depok, Jawa Barat ini menjadi emiten
pendidikan bimbingan belajar dan konseling pertama yang mencatatkan sahamnya di
BEI pada Januari 2023. Yang menarik, Lavender bergerak di industri yang belum
pernah ada di daftar emiten BEI sebelumnya, yaitu bidang pendidikan, khususnya
bimbingan belajar.
LinkedIn Lavender |
Penyedia pendidikan bimbingan belajar dan konseling swasta, PT Lavender Bina Cendekia, Tbk menggunakan kode saham BMBL saat listing pada Januari 2023 lalu. Sebanyak 280 juta saham baru atas nama atau setara dengan 27,18% modal ditempatkan dan disetor penuh dilepas dengan harga Rp188/unit. Dari aksi korporasi ini, perusahaan diperkirakan dapat meraup pendanaan sekitar Rp52,64 miliar.
Saat melakukan penawaran saham perdananya (initial public
offering/IPO), Lavender mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed)
sebanyak 47 kali dari total penjatahan terpusat. Selama masa pooling,
permintaan yang masuk mencapai lebih dari 50 miliar saham dari total saham yang
ditawarkan sebanyak sebanyak 280 juta saham baru. Nilai pemesanan tersebut
setara dengan Rp924 miliar. Tingginya permintaan mengindikasikan antusiasme
yang tinggi dari investor terhadap saham Lavender.
Dana hasil IPO tercatat digunakan oleh Lavender untuk modal
kerja dan operasional perusahaan. Mengutip Detik Finance, dana yang dihasilkan
dari IPO akan digunakan sekitar 25% untuk modal kerja berupa biaya pemasaran,
biaya training dan biaya konsultan pengembangan (untuk SDM dan Keuangan). Kemudian
75% akan digunakan untuk Capital Expenditure (capex) berupa pelunasan
pembelian apartemen dan bangunan, pembelian ruang kantor, penambahan ruang
kelas, renovasi kantor dan ruang kelas, renovasi bangunan dan apartemen,
pengembangan kanal pembelajaran digital, pengembangan konten untuk pembelajaran
digital dan program Virtual Reality.
id.pinterest.com |
Keputusan ini menjadikannya sebagai salah satu lembaga bimbingan belajar dengan aset terbesar, dan bimbel pertama di Indonesia yang melantai di bursa saham. Saham Lavender sendiri listing di papan akselerasi, di mana pergerakan saham di papan akselerasi ini begitu volatile dengan range yang lebar.
Kinerja Saham BMBL
Tak semua saham baru yang melantai di BEI bisa meningkat
harganya, meskipun mengalami oversubscribed. Di sepanjang 2023 saja ada
sembilan saham yang sudah amblas di bawah Rp50 per saham. Saham PT Lavender
Bina Cendekia Tbk (BMBL) menduduki peringkat pertama. BMBL yang memasang harga
IPO di harga Rp188 per lembar saham, kini per Kamis (28/03), BMBL parkir di
level Rp10 atau anjlok 94,68%.
yahoo finance |
Secara garis besar ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan harga saham. Salah satunya yaitu penurunan kinerja keuangan emiten. Dikutip dari investasi.kontan.co.id, per kuartal III-2023, BMBL membukukan pendapatan Rp12,15 miliar. Angka itu tumbuh 1,87% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp11,92 miliar. Namun dari sisi bottom line, BMBL ini mencatatkan laba bersih periode berjalan senilai Rp1,71 miliar. Ini anjlok 63,56% secara tahunan dari Rp3,21 miliar.
Sebenarnya saham BMBL sudah mengalami penurunan sejak
menggelar aksi korporasi penawaran umum perdana saham. Dikutip dari cnbcindonesia.com,
ada beberapa manuver dari perseroan yang bisa dicermati dengan membedah
prospektus dengan seksama.
Dari sisi kenaikan aset dan permodalan yang signifikan dalam
3 tahun terakhir. Kenaikan aset jumbo dalam waktu singkat seperti berbau financial
engineering. Per 31 Mei 2022, total aset perusahaan mencapai Rp 33,5
miliar. Tapi, pada 31 Desember 2021, total aset BMBL sebesar Rp 7,6 miliar.
Artinya dalam 1 tahun nilai aset perusahaan naik 4,4 kali. Aksi tersebut
terlihat seperti dipersiapkan untuk membawa BMBL “go public”, sehingga
nampak terlihat cantik.
Selain itu, perseroan pun memainkan strategi pricing
harga saham. Menurut perhitungan sebelum IPO, nilai buku per saham atau Book
Value per Share (BVPS) di Rp41/unit, namun ditawarkan di harga Rp188/unit
saat IPO. Artinya saham tersebut dijual hampir 5 kali dari nilai buku wajarnya.
Dengan harga saham yang terlalu mahal tersebut maka jangan kaget jika harganya
terus mengalami Auto Reject Bawah (ARB) sejak listing.
snips.stockbit.com |
Penulis mengingatkan bahwa ketidakpastian selalu terjadi dan
setiap tahun hampir selalu ada masalah muncul, sehingga investor harus cerdas
dan dituntut untuk dapat fleksibel. Dan bagi kamu yang ingin membeli saham,
apalagi yang tertarik untuk membeli saham di level gocap atau di bawanya, harus
senantiasa mencermati fundamental perusahaan agar tidak mengalami kerugian yang
lebih besar.
Komentar
Posting Komentar